TOLONG DI SHARE !!! Nenek dan Cucu di Sukabumi ini, Terpaksa Tinggal di Toilet Umum, Karena tak Mampu Bayar Kontrakan, mohon segera di tanggapi serius oleh pemerintah setempat !!
Sudah satu bulan ini ibu Oon (40) alias Ate tinggal bersama cucunya yang masih balita di sebuah toilet umum di Kampung Sirnagalih, RT 03 RW 29, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Oon sendiri berstatus sebagai janda setelah suami yang biasa menafkahinya meninggal dunia enam tahun yang lalu.
Saat disambangi detikcom sekitar pukul 14.00 WIB, Minggu (24/1/2016), Oon yang sering dipanggil Ate oleh warga sekitar itu tengah tiduran bersama sang cucu di atas dipan kayu yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai ranjang. Setiap hari, di ruangan toilet berukuran 2×1 meter persegi itu lah Oon hidup bersama cucunya.
"Saya sudah izin ke ketua RW, mau tinggal di sini karena enggak mampu bayar kontrakan, sebelum ngontrak saya sempat tinggal di rumah orang tua yang akhirnya dijual sebagai warisan. Saya kebagian tapi habis ya buat ngontrak itu," tutur Oon memulai kisahnya bertahan hidup di toilet umum.
Oon mengaku memiliki kerabat, namun pasca orang tua meninggal kehidupan mereka jadi masing-masing. Namun Oon tak perduli dengan keadaan itu, karenamenurutnya yang penting bisa mencari makan untuk dia dan cucunya sehari-hari.
"Saya enggak tahu anak saya atau ibunya cucu saya ini kerja dimana, bilangnya sih kerja di Flores. Kadang suka kirim uang juga, tapi itu cuma bertahan enggak sampai sebulan. Sisanya saya bekerja cari rongsokan atau sampah kertas dan plastik yang saya jual ke pengepul," lanjut Oon.
Kalau misalkan cuaca hujan, Oon mengaku tak kuat keluar mencari nafkah. Ketika itu terjadi, dirinya lebih memilih untuk diam di dalam 'kamar' bersama cucunya. Biasanya para tetangga membawakan makanan untuk ia santap bersama sang cucu.
Sementara itu, Ateng, ketua RW 29, membenarkan jika ada warga yang meminta izin tinggal di toilet umum. Menurut Ateng, toilet itu berada di kawasan taman yang dibuat oleh salah satu perusahaan kendaraan bermotor.
"Ibu itu minta izin dan bilangnya sementara, hanya untuk sekedar tidur saja. Ia mengaku sempat mengontrak di kampung Citepus PAM namun enggak mampu bayar," kata Ateng.
Ateng menjelaskan jika ruangan toilet yang ditempati Oon sudah tidak berfungsi dan tak digunakan warga. "Toilet itu ada dua pintu, satu pintu masih berfungsi sementara yang satunya tidak digunakan karena macet. Jadi kami memperbolehkan dia untuk tinggal di situ, karena di ke-RW-an tidak ada lahan untuk dibuatkan rumah buat ibu itu," tandasnya. (dtk)
Saat disambangi detikcom sekitar pukul 14.00 WIB, Minggu (24/1/2016), Oon yang sering dipanggil Ate oleh warga sekitar itu tengah tiduran bersama sang cucu di atas dipan kayu yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai ranjang. Setiap hari, di ruangan toilet berukuran 2×1 meter persegi itu lah Oon hidup bersama cucunya.
"Saya sudah izin ke ketua RW, mau tinggal di sini karena enggak mampu bayar kontrakan, sebelum ngontrak saya sempat tinggal di rumah orang tua yang akhirnya dijual sebagai warisan. Saya kebagian tapi habis ya buat ngontrak itu," tutur Oon memulai kisahnya bertahan hidup di toilet umum.
Oon mengaku memiliki kerabat, namun pasca orang tua meninggal kehidupan mereka jadi masing-masing. Namun Oon tak perduli dengan keadaan itu, karenamenurutnya yang penting bisa mencari makan untuk dia dan cucunya sehari-hari.
"Saya enggak tahu anak saya atau ibunya cucu saya ini kerja dimana, bilangnya sih kerja di Flores. Kadang suka kirim uang juga, tapi itu cuma bertahan enggak sampai sebulan. Sisanya saya bekerja cari rongsokan atau sampah kertas dan plastik yang saya jual ke pengepul," lanjut Oon.
Kalau misalkan cuaca hujan, Oon mengaku tak kuat keluar mencari nafkah. Ketika itu terjadi, dirinya lebih memilih untuk diam di dalam 'kamar' bersama cucunya. Biasanya para tetangga membawakan makanan untuk ia santap bersama sang cucu.
Sementara itu, Ateng, ketua RW 29, membenarkan jika ada warga yang meminta izin tinggal di toilet umum. Menurut Ateng, toilet itu berada di kawasan taman yang dibuat oleh salah satu perusahaan kendaraan bermotor.
"Ibu itu minta izin dan bilangnya sementara, hanya untuk sekedar tidur saja. Ia mengaku sempat mengontrak di kampung Citepus PAM namun enggak mampu bayar," kata Ateng.
Ateng menjelaskan jika ruangan toilet yang ditempati Oon sudah tidak berfungsi dan tak digunakan warga. "Toilet itu ada dua pintu, satu pintu masih berfungsi sementara yang satunya tidak digunakan karena macet. Jadi kami memperbolehkan dia untuk tinggal di situ, karena di ke-RW-an tidak ada lahan untuk dibuatkan rumah buat ibu itu," tandasnya. (dtk)
Comments
Post a Comment