Pacarnya Menertawakan Pekerjaan Papanya Yang Hanya Sebagai Kuli, Namun Balasannya Membuat Dia Terdiam
Seorang netizen membagikan kisah hidupnya bersama papanya yang adalah seorang kuli. Waktu kecil, sebagai anak perempuan, wajar saja kalau dia lebih takut kotor dan dia juga sering mengejek papanya yang kelihatan kotor, namun sekarang bagi dia yang sudah dewasa dan mengerti bagaimana susahnya hidup, dia mulai mengerti kalau pekerjaan apapun itu, bila dikerjakan dengan sungguh – sungguh itu akan tetap memberikan hasil yang maksimal. Di dalam hatinya, papanya adalah pria paling hebat.
Suatu hari papanya menjemput dia seusai pulang kerja, dia yang masih kecil menolaknya dengan berkata,"Pa! Kamu bau sekali, jangan peluk aku!"
Dia yang masih kecil masih belum mengerti betapa tajamnya kalimat itu untuk seorang ayah, tetapi dia tahu kalau dia telah menyakiti hati papanya yang terdiam saat itu. Rasa bersalah itu tertanam di lubuk hatinya sampai beberapa tahun kemudian, karena itulah sekarang dia sering ke proyek pembangunan papanya untuk makan malam bersama dan memeluk papanya yang penuh dengan keringat hasil kerja keras.
Pacarnya merendahkan pekerjaan papanya, dia merasa pekerjaan itu hanya cocok untuk orang yang kotor, namun respon dari dia membuat pacarnya terdiam,"Memang aku gak tahu pekerjaan apa yang bergengsi saat ini, tapi kalau pekerjaan bergengsi diukur dengan kebersihan baju, maka pekerjaan paling bergengsi kayaknya sih si kutu beras. "
Setelah dia dewasa, dia ikut bekerja keras untuk mendukung ekonomi keluarganya. Sejak kecil, kebutuhan dia pasti akan dipenuhi oleh papanya yang bekerja di bawah teriknya matahari. Meskipun papanya tahu dia harus bekerja sangat keras untuk memenuhi kebutuhannya, papanya tidak pernah menolak permintaan anak gadisnya ini.
Setiap kali ada yang menghina pekerjaan papanya, atau pekerjaan sejenis yang mungkin harus mengorbankan kebersihan tubuhnya sendiri, dia akan berkata,"Mereka tidak kotor sama sekali! Yang kotor itu adalah mata dan hati kalian!"
Demi menopang sebuah keluarga, banyak orang rela bekerja di bawah terik matahari atau melakukan pekerjaan yang mungkin membahayakan jiwa mereka. pekerjaan yang bergengsi bukan diukur dari jenis pekerjaannya, tetapi diukur dari betapa semangatnya seseorang mengerjakan pekerjaan tersebut.
Suatu hari papanya menjemput dia seusai pulang kerja, dia yang masih kecil menolaknya dengan berkata,"Pa! Kamu bau sekali, jangan peluk aku!"
Dia yang masih kecil masih belum mengerti betapa tajamnya kalimat itu untuk seorang ayah, tetapi dia tahu kalau dia telah menyakiti hati papanya yang terdiam saat itu. Rasa bersalah itu tertanam di lubuk hatinya sampai beberapa tahun kemudian, karena itulah sekarang dia sering ke proyek pembangunan papanya untuk makan malam bersama dan memeluk papanya yang penuh dengan keringat hasil kerja keras.
Pacarnya merendahkan pekerjaan papanya, dia merasa pekerjaan itu hanya cocok untuk orang yang kotor, namun respon dari dia membuat pacarnya terdiam,"Memang aku gak tahu pekerjaan apa yang bergengsi saat ini, tapi kalau pekerjaan bergengsi diukur dengan kebersihan baju, maka pekerjaan paling bergengsi kayaknya sih si kutu beras. "
Setelah dia dewasa, dia ikut bekerja keras untuk mendukung ekonomi keluarganya. Sejak kecil, kebutuhan dia pasti akan dipenuhi oleh papanya yang bekerja di bawah teriknya matahari. Meskipun papanya tahu dia harus bekerja sangat keras untuk memenuhi kebutuhannya, papanya tidak pernah menolak permintaan anak gadisnya ini.
Setiap kali ada yang menghina pekerjaan papanya, atau pekerjaan sejenis yang mungkin harus mengorbankan kebersihan tubuhnya sendiri, dia akan berkata,"Mereka tidak kotor sama sekali! Yang kotor itu adalah mata dan hati kalian!"
Demi menopang sebuah keluarga, banyak orang rela bekerja di bawah terik matahari atau melakukan pekerjaan yang mungkin membahayakan jiwa mereka. pekerjaan yang bergengsi bukan diukur dari jenis pekerjaannya, tetapi diukur dari betapa semangatnya seseorang mengerjakan pekerjaan tersebut.
Comments
Post a Comment